Sedangkan dalam cerpen Robohnya Surau Kami tidak seperti itu. Itulah sebabnya cerpen A. Navis tidak pernah berhadapan dengan hukum. Selain itu cerpen A.A ini lebih banyak mengingatkan kita untuk selalu bekerja keras sebab kerja keras adalah bagian penting dari ibadah kita (Sapardi Djoko Damono dalam kata pengantar Novel Kemarau karya A.A, 1992:vi). Percakapan Hawa dan Maria /Rayani Sri Widodo ; tanggapan A.A. Navis, Dick Hartoko, Wilson Nadeak; Alam terkembang jadi guru : adat dan kebudayaan Minangkabau / A.A. Navis; Kabut negeri si Dali : kumpulan cerpen / A.A. Navis; Kabut negeri si Dali / A. A. Navis ; penyunting naskah, Johannes Djony Herfan; Robohnya surau kami / penulis, A. A. Navis karya : aa navis Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Ketiga, pemahaman yang mendalam akan tauhid serta sosio-religius yang tinggi. Dan boleh jadi A.A. Navis dalam kapasitas sebagai pengarang lebih pas disebut sastrawan religius. Beberapa karya Navis yang terkenal, selain Robohnya Surau Kami (1956) adalah Bianglala (1963), Hujan Panas (1964), Kemarau (1967), Saraswati si Gadis dalam Sunyi Pendapat inilah yang mewarnai cerpen-cerpen Budi Darma, tanpa kecuali. Dari sekian puluh cerpen yang dipublikasikan di majalah sastra Horison, agaknya baru ada satu buku yang khusus memuat cerpen-cerpen Budi Darma, yaitu Orang-Orang Bloomington yang diterbitkan oleh Sinar Harapan, 1980. Buku itu memuat tujuh cerpen, yaitu "Laki-laki Tua Tanpa dalam karya sastra berupa novel yang merupakan gambaran kehidupan manusia, tentunya banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang baik. Hal tersebut membuat suatu novel menjadi lebih berbobot dan bermutu. Jadi, selain menghibur, karya sastra novel juga harus memiliki manfaat lain sehingga dapat menginspirasi para pembacanya. Selain cerpen, Navis juga menulis naskah sandiwara untuk beberapa stasiun RRI, seperti Stasiun RRI Bukittinggi, Padang, Palembang, dan Makassar. Seterusnya, ia juga mulai menulis novel. Tema-tema yang muncul dalam karya-karya A.A. Navis biasanya bernafaskan kedaerahan dan keagamaan sekitar masyarakat Minangkabau. 38Tm4n.

novel kemarau karya aa navis